Oleh: Ikhsanul Arifin
Sepuluh tahun dari sekarang, aku membayangkan sebuah pagi yang berbeda dari pagi-pagi yang kukenal hari ini. Di dadaku, seragam itu terpasang dengan penuh kebanggaan—seragam Tentara Nasional Indonesia (TNI). Profesi yang menuntut keberanian, disiplin, dan pengabdian tulus untuk negeri.
Aku, Ikhsanul Arifin, dari kelas X-10 MA Negeri 3 Medan, tahu betul bahwa mimpi ini adalah pendakian yang curam. Aku belajar tentang disiplin dan ketekunan dari bangku sekolah. Namun, aku sadar, tuntutan profesi militer di era ini telah berubah drastis. Pertahanan negara bukan lagi hanya soal darat, laut, dan udara; ia juga tentang Ruang Siber.
Prajurit di Garis Depan Digital
Sepuluh tahun dari sekarang, aku melihat diriku bertugas di Pusat Komando Siber, bukan hanya sebagai prajurit yang kuat secara fisik, tetapi sebagai ahli yang tangguh secara digital. Aku ingin menjadi Inovasi anak muda yang memimpin pertahanan negara dari ancaman cyber global, melindungi data, dan menganalisis intelijen menggunakan kecerdasan buatan (AI).
Di sinilah peran Telkom University menjadi sangat krusial. Aku memilih kampus ini sebagai tempatku menempa diri. Aku menyadari bahwa masa depan pendidikan pertahanan negara harus bersinergi dengan ilmu teknologi mutakhir. Telkom University, dengan keunggulannya di bidang Cyber Security dan Informatika, adalah jembatan yang menghubungkanku dengan visi ini.
Aku tidak hanya sekadar lulus, tetapi menjadi lulusan yang siap membawa pengetahuan kecerdasan buatan, analisis data, dan keamanan jaringan langsung ke dalam doktrin pertahanan negara.
Disiplin Digital dan Komitmen Jangka Panjang
Di tengah kesibukan tugas, aku ingin tetap membawa nilai-nilai yang kutanam sejak remaja: kejujuran, disiplin, dan keteguhan. Disiplin bukanlah hanya soal baris-berbaris, melainkan soal konsistensi dalam menjaga kerahasiaan data nasional.
Mungkin aku akan bertugas di daerah terpencil untuk membangun infrastruktur komunikasi militer, atau di pusat komando siber yang modern. Di mana pun aku berada, aku ingin menjadi bukti bahwa semangat pengabdian TNI dapat disalurkan melalui teknologi tinggi.
Sepuluh tahun dari sekarang, masa depan itu bukan lagi mimpi. Ia adalah kenyataan yang kubangun dari hari ini. Aku ingin menjadi prajurit yang tidak hanya membawa panji negara di atas kepala, tetapi juga inovasi digital di ujung jari.
